Di pojok ruangan, saya melihat berbagai photo kenangan yang tertempel jelas di dinding kamar, meski bentuknya tidak rapi tapi sangat jelas tergambar bahwa hari itu saya sangat senang bersama teman-teman. Dengan penuh gaya, kami tersenyum saat lensa kamera mengambil kenangan di hari itu. Mata yang berbinar, cahaya yang nge-flat karena tidak profesionalnya saat mengambil photo pun jelas disana. Tidak samar sama sekali. Tapi, bukan masalah flat atau tidaknya, samar atau jelasnya, tapi waktu yang berjalan seolah lamban ternyata sudah mengantarkan kami ke dalam ruang yang sudah berbeda, dalam waktu yang sudah jauh terlampaui.Ruang yang berbeda,
Jelas sangat berbeda, saya yang terus menetap di Bandung. Meninggalkan celotehan yang indah di sebuah gedung tinggi, tempat mencari kehidupan sejati, yaitu Asrama. Sebuah penjara suci dengan berbagai warna suka dan duka.
Waktu yang berbeda,
Beberapa teman sekarang tinggal di luar kota Bandung, bahkan ada yang tinggal di luar Indonesia. Jelas waktu menjadi perbedaan. Ditambah kulit yang keriput, kulit yang kering dan mata yang tak berbinar lagi, karena melihat waktu ternyata berbeda dengan apa yang diharapkan.
Semua berbeda, ketika satu persatu dari mereka melepas lajang dan mempunyai sebuah surga kecil nan indah bersama suami/istri dan anak-anak mereka. Mendengar kabar bahwa teman A mengandung anak ke-2, mendengar kabar bahwa teman B telah melahirkan anak perempuan, mendengar kabar teman C akan segera menikah, mendengar banyak kabar bahagia dari mereka. Semoga mereka menjadi keluarga Sakinah, Mawadah, Wa Rahmah.
Ingin rasaya, aku pun membagi kebahagiaanku kepada mereka. Waktu dan ruang ternyata belum menjawab semuanya. Kini waktu banyak mengajariku lebih dewasa dan sabar menghadapi berbagai persoalan. Semoga aku tetap sadar dan sabar untuk selalu berada di jalan-Mu mencari sebening keridhaan-Mu.
Untuk jodohku yang masih entah dimana, aku hendak mencari akan tetapi ada sepenggal waktu yang masih aku gunakan untuk mencari ilmu. Aku ingin dijemput olehmu yang kini sangat aku rindukan. Pendidikan S-1 ku akan selesai beberapa bulan lagi, terhitung hanya tingga 120 hari lagi aku menyelesaikannya. Aku ingin berbagi kebahagiaan kepada teman-temanku yang tiba-tiba mengantarkan surat udangannya, aku pun ingin berbagi kebahagiaan denganmu, melihatmu tersenyum kepadaku, mengajariku bersabar dan beribadah kepada Sang Maha Cinta.
Wahai Jodohku, jemputlah aku disini. Karena aku sepenggal kaki yang pincang, belum bisa berdiri dengan tegak.
Wahai jodohku, ajarilah aku bagaimana arti cinta, bagaimana kasih sayang, bagaimana indahnya dunia untuk mencapai ridha-Nya.
Wahai jodohku, ajarilah aku agar aku tak lupa akan cinta kasih Ibu dan Bapak sepanjang masa aku hidup bersama mereka.
Wahai jodohku, ajarilah aku mencintai saudara-saudaraku yang selalu aku repotkan tapi mereka tetap menyayangiku.
Wahai jodohku, engkaulah imam bagiku dan bagi anak-anak kita, ajarilah kami untuk selalu menjadi ma’mum yang baik bagimu dan bagi-Nya
Engkaulah yang akan menuntunku mencari keikhlasan, keridha-an Allah swt.
Aku ingin membahagiakan orangtuaku dengan dipinang olehmu
Aku ingin membahagiakanmu dengan segala kekuatanku, karena tiada lain hidup ini adalah untuk keluarga.
Aku ingin membahagiakan teman-teman yang sudah lama menunggu undangan dariku
Aku ingin mendapatkanmu diantara shalat-shalat malamku
Aku ingin dipinang oleh keikhlasanmu diantara kekurangan-kekuranganku
Wahai jodohku.. Insya Allah rizqi kita diatur oleh-Nya
Insya Allah segala cita-cita dikabulkan oleh-Nya jika kita tetap kuat berusaha dan berdo'a
Insya Allah....
Semua berbeda, ketika satu persatu dari mereka melepas lajang dan mempunyai sebuah surga kecil nan indah bersama suami/istri dan anak-anak mereka. Mendengar kabar bahwa teman A mengandung anak ke-2, mendengar kabar bahwa teman B telah melahirkan anak perempuan, mendengar kabar teman C akan segera menikah, mendengar banyak kabar bahagia dari mereka. Semoga mereka menjadi keluarga Sakinah, Mawadah, Wa Rahmah.
Ingin rasaya, aku pun membagi kebahagiaanku kepada mereka. Waktu dan ruang ternyata belum menjawab semuanya. Kini waktu banyak mengajariku lebih dewasa dan sabar menghadapi berbagai persoalan. Semoga aku tetap sadar dan sabar untuk selalu berada di jalan-Mu mencari sebening keridhaan-Mu.
Untuk jodohku yang masih entah dimana, aku hendak mencari akan tetapi ada sepenggal waktu yang masih aku gunakan untuk mencari ilmu. Aku ingin dijemput olehmu yang kini sangat aku rindukan. Pendidikan S-1 ku akan selesai beberapa bulan lagi, terhitung hanya tingga 120 hari lagi aku menyelesaikannya. Aku ingin berbagi kebahagiaan kepada teman-temanku yang tiba-tiba mengantarkan surat udangannya, aku pun ingin berbagi kebahagiaan denganmu, melihatmu tersenyum kepadaku, mengajariku bersabar dan beribadah kepada Sang Maha Cinta.
Wahai Jodohku, jemputlah aku disini. Karena aku sepenggal kaki yang pincang, belum bisa berdiri dengan tegak.
Wahai jodohku, ajarilah aku bagaimana arti cinta, bagaimana kasih sayang, bagaimana indahnya dunia untuk mencapai ridha-Nya.
Wahai jodohku, ajarilah aku agar aku tak lupa akan cinta kasih Ibu dan Bapak sepanjang masa aku hidup bersama mereka.
Wahai jodohku, ajarilah aku mencintai saudara-saudaraku yang selalu aku repotkan tapi mereka tetap menyayangiku.
Wahai jodohku, engkaulah imam bagiku dan bagi anak-anak kita, ajarilah kami untuk selalu menjadi ma’mum yang baik bagimu dan bagi-Nya
Engkaulah yang akan menuntunku mencari keikhlasan, keridha-an Allah swt.
Aku ingin membahagiakan orangtuaku dengan dipinang olehmu
Aku ingin membahagiakanmu dengan segala kekuatanku, karena tiada lain hidup ini adalah untuk keluarga.
Aku ingin membahagiakan teman-teman yang sudah lama menunggu undangan dariku
Aku ingin mendapatkanmu diantara shalat-shalat malamku
Aku ingin dipinang oleh keikhlasanmu diantara kekurangan-kekuranganku
Wahai jodohku.. Insya Allah rizqi kita diatur oleh-Nya
Insya Allah segala cita-cita dikabulkan oleh-Nya jika kita tetap kuat berusaha dan berdo'a
Insya Allah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar