Waktunya bercerita, :)
Kembali tentang skripsi yang
selalu bikin sakit perut, mual, pusing (kayak orang yang hamil muda). Entah mengapa
hal seperti itu terjadi pada saya. Mungkin karena pada penyelesaian perkuliahan
ini tenaga dan otak memang dikuras sekuat tenaga. Itulah salah satu kekurangan
dari bangsa kita, karena tidak dibiasakan berfikir sistematis sejak dini.
Skripsi, sebuah kewajiban dan
salah satu persyaratan memiliki titel dibelakang nama, seperti S.I.Kom (Sarjana
Ilmu Komunikasi), S.Pd (Sarjana Pendidikan), S.Ag (Sarjana Agama), S.Sos
(Sarjana Sosial), S.Kom. I (Sarjana Komunikasi Islam) seperti yang saya tempuh.
Namun, ketika mengerjakan skripsi ada kekhawatiran ketika browsing internet ada
JASA PEMBUATAN SKRIPSI. Jika seperti itu adanya maka skripsi menjadi hal normatif
saja, menjadi salah satu persyaratan saja, menjadi hal yang menakutkan (karena
jika ada jasa seperti itu, menganggap diri kita tidak mampu mengerjakan
skripsi).
Well, Skripsi itu bukanlah hal
yang menakutkan. Skripsi hanyalah sebagian kecil dari persyaratan kita
menyelesaikan perkuliahan. Skripsi bisa dikerjakan tanpa JASA PEMBUATAN
SKRIPSI. Skripsi adalah titik awal otak kita berfikir secara sistematis dan
terorganisasi.
Semangat pengerjaan skripsi itu
harus semangat seperti para pejuang atau mujahid-mujahid Allah. Harus pantang
menyerah, tidak berputus asa, selalu sabar, dan setelah berikhtiar harus selalu
pasrah akan kuasa Allah SWT. Karena Allah SWT pasti akan memberikan balasan
sesuai apa yang telah dikerjakannya. Dan Allah SWT tidak akan membebani
seseorang kecuali dengan sekemampuannya. “Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya....” (Q.S, 2:286).
Ingat seorang dosen bercerita,
kala itu beliau melaksanakan ujian kelulusan, akan tetapi nilai yang
diperolehnya tidak sesuai yang diharapkan. Guru beliau berkata “Nak, sepertinya
kamu lupa melaksanakan shalat malam”. Dosen saya langsung mengingat disaat
waktu digunakan hanya untuk menghafal tanpa mengoptimalkan waktu untuk berdo’a
kepada Sang Maha Kuasa.
Tidak jauh dari hal tersebut,
tante saya bilang “Cha (panggilan beliau kepada saya), lagi ngerjain skripsi
jangan lupa tahajud, Insya Allah diberi kemudahan. Waktu dulu juga auntie
(panggilan saya kepada tante saya) dikasih tahu sama kakak kelas kayak gitu,
terus auntie rajin shalat malam, eh dosen ngasih referensi banyak, terus pas di
angkot ketemu orang yang baru dikenal, terus pas udah ngobrol panjang lebar,
dia ngasih referensi buat skripsi auntie” ceritanya.
Skripsi selain mendekatkan kita
kepada buku-buku yang disusun oleh penulis-penulis, juga mendekatkan kita
kepada Sang Maha Kuasa yaitu Allah SWT. Mungkin disini titik awal yang rawan,
ketika ingin mengerjakan skripsi ada saja hambatan-hambatan eksternal atau
internal yang menjadikan malas.
Skripsi itu sebagian kecil dari
salah satu persyaratan kita mendapat gelar. Tidak boleh meremehkan. Selalu membaca.
Selalu menulis. Selalu berusaha. Selalu BERDO’A. Dan harus tetap SEMANGAT!!
Skripsi Don’t Worry!!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar