Minggu, 25 November 2012

Mengkhawatirkanku?

Apa kau tidak mengkhawatirkanku? Pertanyaan itu muncul setelah di beberapa hari kau dan aku terpisah tanpa komunikasi. Aku asyik dengan segala aktvitas dan kesendirian yang menemani, sedang aku tak tahu apa yang sedang kau kerjakan disana. Apakah skripsi memang menyita waktu hingga tak ada satu pun sms yang kau kirim untukku? Atau mungkin seseorang itu kembali lagi dalam kehidupanmu sehingga sekarang kau acuhkan aku, menjadikanku bagian yang tidak penting lagi? 

Aku tersenyum ketika pertanyaan-pertanyaan itu terlintas dalam fikiran apalagi setelah aku melihat update status facebooknya yang berisi “Together? To Get Her?”. Aku? Bukanlah yang istimewa dalam kehidupannya. Kami berteman cukup lama dengan intensitas pertemanan dengan penuh kemesraan. Mungkin ini yang dinamakan Teman Tapi Mesra. Aku baru merasakan hal terbodoh yang aku alami selama aku hidup dan mempunyai seorang teman pria yang begitu menyita waktu dan fikiranku. Seharusnya aku tak sebodoh ini menjadi seorang wanita. Seharusnya aku bisa lebih tegas hingga tak seorang pun mengotak-ngatik perasaanku kecuali Dia dan aku. 

Pria itu membunuh waktuku. Aku begitu tergila-gila kepadanya. Bukan karena gombalannya karena dia bukan tipe penggombal dan karna tidak bisa menggombal. Bukan karena ketampanannya karena masih banyak pria yang tampan di luar sana. Bukan karena uangnya karena masih banyak pria yang berdompet tebal. Pria itu membunuh jantung hati karena rasa cinta kepada ibunya, karena kesholehannya karena kepintarannya. Namun, dia belum pintar bagaimana meramu sebuah perasaan. Dia belum cerdas memilih antara aku dan orang lain yang pernah singgah di hatinya. 

Aku ingin meracik masa depan dengannya. Mengungkap rahasia masa depan yang penuh teka-teki dengannya. Mencoba bertahan hidup dengannya. Menggapai semua cita-cita bersamanya. Begitu cemburunya, saat kau memperlihatkan kekasihmu. Aku tak tahu apa orang tersebut masih menjadi kekasihmu atau sudah menjadi masa lalumu. Ibumu yang tak merestui sangat mencambuk hati. Aku tahu mengapa begitu sakit ketika seorang ibu tak merestui pilihan hatimu. Seorang wanita cerdas yang sudah melangkah lebih jauh hingga ke negeri gingseng. Seorang wanita tanah air yang fasih menggunakan bahasa asing. Seorang wanita cerdas nan manis. Hingga aku iri melihatnya. Aku yang tak mempunyai apa-apa begitu sangat kerdil. Namun, apakah pria itu tahu betapa aku meringis kesakitan? Apakah pria itu memikirkan efeknya saat memperlihatkan wanita itu kepadaku? 

Sungguh, hingga kini aku tak mau lagi membalas sms darimu, tak mempunyai semangat untuk menyapamu. Namun, apakah pria itu tahu, betapa sakitnya aku menahan semua itu? Tidak ada kekuatan batinku untuk mengucap bahwa aku sangat menyayangimu. Aku tahu begitu banyak wanita di luar sana yang menginginkanmu, dan sangat kecil kemungkinan untukku mencintaimu lebih jauh. 

Tidak ada kebencian kepadamu, bahkan aku sangat membenci diriku karena tidak bisa menjadi yang terbaik untuk pria yang baik sepertimu. Mungkin karena aku juga belum paham apa arti mencinta sesungguhnya. Aku mungkin belum pantas menjadi bagian dari agamamu, namun selalu saja aku berharap agar Tuhan memantaskanku untuk menjadi separuh nyawamu. 

Bagaimanapun, waktu-lah yang akan menjawab semua. Aku ingin mencintaimu seperti kau mencintai ibumu. Ingin menjadi bagian dari agamamu sebagaimana ibumu menjadikanmu sebagian dari agamanya yang begitu indah. Semoga Allah mempertemukan kita pada yang seseorang yang lebih paham tentang kita.

Minggu, 11 November 2012

Liburan Gratis ke Pulau Komodo (Visit indonesia Travel)



Liburan Gratis ke Pulau Komodo (Visit indonesia Travel)

QUIS : TRAVEL Ke pulau Komodo

1. Buka di http://id.indonesia.travel/quiz/index.php?fuid=100003886890284

2. LOG IN (Tulisan berwarna biru).

3. Masuk melalui facebook & Ijinkan akses.

4. Kembali ke Quiz.

5. Isi Biodata anda.

6. Jawab pertanyaan seputar wisata Indonesia dan kumpulkan poin sebanyak-banyaknya

Pemenang masing-masing akan mendapatkan paket wisata ke Taman Nasional Komodo selama 3 hari 2 malam.

Biaya hotel, pesawat, perahu, makan dan uang saku secukupnya akan ditanggung pihak ndonesia.travel

Pemenang akan diberangkatkan dari Jakarta

Biaya di luar perjalanan tersebut di atas tidak ditanggung oleh pihak indonesia.travel

Pihak yang terkait sebagai penyelenggara kuis (indonesia.travel) tidak diperkenankan untuk mengikuti kuis ini.


ditutup 30 November

Minggu, 04 November 2012

Empat Hari Bersama Michael Sheridan


Mungkin ketika orang-orang membaca judul yang saya tulis akan banyak pertanyaan atau pernyataan. Mungkin akan ada yang bertanya “Siapa Michael Sheridan itu?” atau mungkin ada yang bilang “Oooh I know Michael Sheridan” dan banyak persepsi-persepsi yang lain. Namun bagi saya empat hari bersama Michael Sheridan itu sangat menarik. Karena mengapa tidak, sebagai orang yang sangat terobsesi dengan dunia perfilman, saya antusias sekali belajar dengan Michael Sheridan walau hanya empat hari, dan kalau boleh bilang belajar empat hari bersama Michael Sheridan itu free alias gratisan dan diluar dugaan, seolah surprise terindah saya di akhir bulan Oktober kemaren.

Saya yang lagi tiduran karena demam yang lagi menyerang ditambah hidung mampet yang bener-bener buat saya bete, tiba-tiba handphone saya bunyi dan pas diliat nomor baru yang memanggil. Saya angkat dan SURPRISE!!! Yang menelpon adalah panitia dari Workshop Peningkatan Kualitas Produksi Film, setelah telepon ditutup saya jingkrak-jingkrak, sorak-sorak, dan lupa kalau saya lagi demam malem itu.

Beberapa menit kemudian saya dikirim alamat hotel tempat workhsop dilaksanakan. Sebenernya saya ragu dengan pengumuman tersebut. Karena udah jadi rahasia umum kalau penipuan itu selalu terjadi dengan berbagai macam cara, apalagi dengan tekhnologi yang makin canggih. Saya coba kirim email ke panitia untuk meyakinkan bahwa saya memang terpilih menjadi peserta workshop tapi tetep nggak ada balasan, saya juga kirim message lewat facebook ke mas Haryanto (sutradara dan panitia workshop) tapi tetep aja nggak ada balasan.

Dengan bismillah saya pun pergi ke hotel The Radiant Villa’s Lembang. Sebelum keberangkatan ke hotel saya mempersepsikan tentang diri saya, yang pertama kalau tiba-tiba nyampe dan nama saya nggak ada, berarti saya harus pulang tapi dengan malu yang menggunung karena orang-orang rumah udah pada tau kalau saya mau ketemu Michael Sheridan. Yang kedua, nama saya ada tapi dari institusi yang laen, berarti saya harus pulang juga. Yang ketiga, nama saya ada dan saya harus mengikuti workshop, berarti persiapannya harus bener-bener full mulai dari fisik juga mental, karena dari institusi saya hanya saya doang yang terpanggil workshop.
Pukul 05.30 AM saya diantar pergi oleh kakak saya pakai motor, dengan kecepatan diatas 60km/jam, angin bandung diterjang sedemikian kencang karena takut kesiangan. Dijadwalkan setiap peserta harus sudah registrasi pada pukul 07.00. jarak Banjaran ke Lembang itu bagaikan dari Selatan ke Utara, karena Banjaran itu di Bandung selatan dan Lembang itu di Bandung Utara. Dengan sedikit hambatan banjir di daerah Palasari, akhirnya motor diputar balik, lewat Buahbatu akhirnya lancar tanpa kemacetan yang begitu berarti.

Tepat pukul 06.55 AM saya sampai di The Radiant Villa’s Lembang, itupun dengan nanya sana, nanya sini. Saya pun registrasi dan saya mencari nama di absen, dan Alhamdulillah nama saya ada di absen nomor 47 dari 50 orang peserta. AMAZING!! Dengan dag-dig-dug-dweeer.. :D

Tahap selanjutnya, saya mencari tempat duduk yang strategis. Karena sudah terlanjur saya sendiri akhirnya saya mencari tempat duduk di paling depan. Dan alhamdulillah saya duduk bersampingan dengan perempuan lagi. Ketika saya berkenalan dengan perempuan di sebelah saya, saya kira perempuan tersebut mahasiswa seperti saya, ternyata beliau adalah dosen film di salah satu universitas swasta di Bandung. Menakjubkan, perempuan muda itu sudah menjadi dosen.

Saya pun berkenalan lebih jauh dengan beliau. Saya adalah orang yang segala ingin tahu, kepenasaran saya jauh lebih tinggi dari ketidakingintahuan saya, olehnya saya terus lirik sana, lirik sini. Saya liat ada Didi Petet, Haryanto Corakh, Sudibyo JS, Syamsul Adnan, lalu saya liat Michael Sheridan. Wow!! Saya update facebook saat itu juga “DAMN, HE’S MICHAEL SHERIDAN!! He’s movie maker from USA” Lebih menyenangkan lagi ketika saya ngobrol sana ngobrol sini, setiap orang membicarakan tentang photography, film, kamera, komposisi, coverage, depth dan lain sebagainya.
Cukup 2 jam saya beradaptasi dengan mereka. Pertama saya melihat keadaan ruangan disana, melihat gerak-gerik orang-orang, bahasa yang dipakai (meski sama pakai bahasa sunda dan Indonesia, tapi tetap harus menyesuaikan, bener kan? Hehe..). akhirnya saya bisa menyesuaikan pembicaraan dengan orang-orang di sekitar saya.

Kelas bersama Michael Sheridan sendiri dimulai pada pukul 10.00 di hari pertama yang sebelumnya dibuka oleh Kemendikbud dan Om Didi Petet. Awalnya saya kurang paham akan bahasa Michael Sheridan, maklum kuping saya harus beradaptasi terlebih dahulu dengan bahasa USA-nya Sheridan. Tapi lama kelamaan, saya tahu apa yang Sheridan katakan, bahkan ketika saya mengajukan pertanyaan secara sadar dan tidak sadar saya bertanya menggunakan bahasanya Sheridan.

Hal pertama yang Sheridan berikan adalah Using Camera, cara penggunaan kamera, mulai dari On sampai Off-nya. Lalu 50 orang dari kami dibagi menjadi 9 kelompok, dan saya satu kelompok dengan dosen yang duduk di sebelah saya, lalu dosen dari Universitas di Jogja, lalu dua orang guru dari SMKN dari Bandung dan seorang mahasiswa dari Universitas di Bandung. Maka jumlah kami 6 orang dan disimpan pada kelompok ke-2.

Sheridan memberi arahan untuk praktek terlebih dahulu lalu beliau memberikan teori-teori singkat tentang film. Mana yang baik dan mana yang kurang baik. Mana yang bagus dan mana yang kurang bagus. Beliau memberikan pengarahan langsung ke setiap kelompok, mengevaluasi hasil kerja kita dan memberikan saran dan kritik pada setiap gambar yang kita ambil.

Saya sebagai orang awam di dunia perfilman bener-bener antusias dengan workshop tersebut, saya bertemu dengan orang-orang yang sudah profesional di bidang film, iklan dan multimedia lainnya. Ada yang interest pada penulisan script, ada yang interest pada audio, photography, ediitng dan lain sebainya.

Empat hari bersama Sheridan yang merupakan movie maker yang pakem dalam dokumenter memberi pengetahuan kepada saya tentang film dokumenter khususnya di dunia Barat. Lalu penyampaian film dokumenter Barat yang tidak terlalu banyak efek-efek musik atau visual. Dokumenter atau yang dikenal dengan Lived-Reality memang dibuat senatural mungkin, meski ada yang men-direct tapi dibuat seeksotik aslinya.

Belajar empat hari bersama Sheridan seperti belajar selama 2 semester tapi dirangkum dalam empat hari. Keren dan Indonesia harus banyak mengadakan workshop-workshop film untuk meningkatkan kualitas perfilman Indonesia agar lebih berkualitas tinggi.
CHAYO SINEAS INDONESIA!!

Sabtu, 03 November 2012

Lewati Masa Kritis

Dan angin itu membawaku terbang hingga terlupa tentang sesuatu

Dan jalanan itu membawaku terbawa bermimpi di alam nyata

Namun kini aku ingat tentang sesuatu, tentang kita

Aroma udara yang siang tadi aku hirup luar biasa membiaskan kenyataan

Nafasku tak se-sesak disini

Aku yang mengingatmu tapi entah-kah kamu ingat apa yang aku fikirkan

Dunia ini terasa sempit, se-sempit jalan setapak yang aku pijaki hari ini dengan kelelahan

Namun ternyata ada cahaya yang tak membiaskan laju kendaraanku

Aku temui indahnya kawah yang udaranya begitu dingin menusuk, sedingin kamu

Laju kendaraanku pun sekencang waktu yang ternyata sekencang waktu yang kita lewati

Indahnya mungkin tak seindah panorama yang Tuhan berikan, mungkin tak direstui, entahlah...

Semua seindah waktu yang ingin aku lewati

Aku ingin lewati masa kritis ini

Sungguh...